Telur Penyu Pantai Padang
Oleh aroengbinang pada 30 Oktober, 2011
Selain telur penyu belimbing, di Pantai Padang ini juga dijual telur penyu sisik (Eretmochelys imbricata), telur penyu hijau (Chelonia mydas), dan telur penyu lekang (Lepidochelys olivacea).
Pemerintah daerah tampaknya belum memiliki keinginan kuat untuk menghentikan perdagangan telur penyu yang telah berlangsung turun temurun dari sebelum berdirinya republik ini. Karena pembiaran ini, beberapa sumber menyebutkan bahwa Pantai Padang merupakan tempat perdagangan telur penyu terbesar di Indonesia.
Ibu Darmi tengah menunggu pembeli di lapaknya. Di depannya terlihat deretan kantung plastik yang berisi tumpukan telur penyu. Telur-telur penyu ini dijual dengan harga bervariasi, mulai dari Rp.5.000 – Rp.7.000.
Telur penyu yang telah kosong, setelah isinya diminum dengan bumbu serai, daun kunyit, daun pandan, daun limau, bawang putih, dan garam. Menurut penuturan Ibu Darmi, ia menerima pasokan orang yang mengambil telur penyu dari Pantai Padang, Pariaman, Pulau Pandan, Pulau Penyu, Pulau Toran, Pulau Air, serta dari pulau-pulau lainnya.
Pak Bahar, suami Ibu Darmi, di depan lapaknya. Terkesan agak curiga, para penjual telur penyu ini tampaknya juga telah menyadari bahwa penjualan telur penyu sebenarnya telah dilarang oleh undang-undang. Wajar jika ada kekhawatiran bahwa mata pencaharian mereka suatu saat akan terganggu.
Deretan lapak di Jalan Muara Pantai Padang. Lapak-lapak penjual telur penyu ini mulai melayani pembeli sejak jam 8 pagi dan baru tutup lewat jam 11 malam.
Diperlukan kerjasama banyak pihak untuk menertibkan perdagangan telur penyu Pantai Padang ini. Penutupan lokasi semata tentu tidak menyelesaikan masalah, karena perdagangan bisa berpindah ke tempat lain, dilakukan secara diam-diam, atau diekspor ke negeri jiran. Mata pencaharian penjual juga tentunya perlu dipikirkan. Namun seperti kata pepatah, dimana ada kemauan di situ ada jalan.
Telur Penyu Pantai Padang
Jalan Muara, Pantai Padang
GPS: -0.96193, 100.35301
Komentar
Posting Komentar